Selasa, 17 Mei 2011

Let it be

Saya berpikir, kenapa kita suka menilai orang lain ? membuat stereotype, berprasangka, prejudice, berasumsi, mempersepsi perilaku orang lain..

Orang dulu bilang, kita ini makhluk yang butuh kepastian. Kepastian membuat kita tenang dalam menghadapi hidup. Kita butuh memperkirakan masa depan, dan gelisah terhadap ketidakpastian. Karenanya, manusia cenderung cepat mengambil kesimpulan, seberapapun sedikitnya informasi yang dimiliki.

Kita juga belajar dari pengalaman. Kita melakukan deduksi terhadap satu atau lebih peristiwa, melihat pola-pola kesamaan, dan dengannya memperkirakan apa yang akan terjadi kemudian.

Sayangnya, dunia manusia tidak bisa direduksi hanya dengan pola linearitas hubungan sebab-akibat. Yang ada adalah pola hubungan nonlinear, Orang pintar bilang bahwa tiap hubungan menimbulkan satu bentuk baru yang muncul secara sontak…whatever.

Intinya, banyak sekali informasi yang harus kita cari, pola-pola hubungan yang terkesan acak yang perlu kita dalami lagi, sebelum kita berangkat pada kesimpulan – especially when it concerns our perception to others. Susah kan ?

Ada lagi cara yang lebih gampang. Let it be. Tidak harus menilai, tidak harus meramalkan, cukup percaya dan menerima..

Saya cukup percaya kalau semua orang adalah individu yang berbeda, unik, –and yet, sama. Saya tidak harus menyimpulkan bahwa ‘seseorang‘ tidak bisa dipercaya hanya karena dia satu-dua kali mengingkari janji. Dan saya tidak bisa membencinya hanya karena dia telah dilabeli ’pembohong’, misalnya. Setiap manusia sama, belajar, dan melakukan kesalahan. Tapi, seperti kata Oprah Winfrey, kamu bukan ’kesalahan kamu’.

Buat saya, agak menenangkan saat dapat melihat orang lain tanpa pretensi apapun. Susah memang, tapi menenangkan..:)

1 komentar:

ucon mengatakan...

terima kasih,
...#alhamdulillah